Foto: Sekretariat Presiden (Cuplikcom/Fitriyah)
Cuplikcom-Jakarta-Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta Raya (Hipmi Jaya) mendukung langkah pemerintah dalam melakukan pembenahan dan perubahan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ketua Bidang BUMN Hipmi Jaya, Shandy Mandela Simanjuntak, mengatakan, pembenahan dan perubahan BUMN harus terus berjalan, sehingga menjadi perusahaan yang profesional.
"Sepakat dengan Presiden Jokowi untuk membuat BUMN profesional. Karena itu, Hipmi Jaya mendorong agar BUMN meningkatkan kinerjanya sesuai nilai profesionalisme. Budaya BUMN seperti birokrat Hindia Belanda harus ditinggalkan dan benar-benar menerapkan budaya korporat,” kata Shandy dalam keterangan persnya, Jumat (22/10/2021).
Shandy mengatakan, budaya birokrat Hindia Belanda itu diantaranya geraknya lambat dan inginnya dilayani bukannya memberikan pelayanan terbaik.
"Zaman sudah berubah, budaya harus berubah pula. BUMN harus gercep (gerak cepat, red), melayani, dan berorientasi pada pertumbuhan. BUMN bertumbuh bersama meningkatnya kemakmuran rakyat,” imbuhnya.
Shandy menyampaikan, sudah semestinya BUMN menjadi lokomotif perekonomian negara, bukannya menjadi beban negara. "Sudah berkali-kali disuntik (modal), terus sakit lagi, sakit lagi. Apa itu bukan beban (negara)?” kata Shandy.
"Ke depan BUMN harus menjadi lokomotif perekonomian negara dengan gerbongnya itu adalah UMKM. Karena BUMN itu aset negara dan mengurusi hajat hidup orang banyak. Sementara, UMKM itu usaha yang dilakukan oleh orang banyak,” lanjutnya.
Shandy menyampaikan, BUMN sering kali selama ini bukannya menjadi lokomotif perekonomian, tapi menjadi beban UMKM, tidak hanya menjadi beban negara.
"UMKM yang orang-orang Hipmi berkali-kali ketika bekerja sama dengan BUMN dan pekerjaannya sudah selesai, tapi pembayarannya telat. Dan ini beban bagi UMKM. Nah ini, (salah satu) contoh BUMN tidak menerapkan nilai profesionalisme itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai BUMN kerap mendapat proteksi sehingga tidak berani berkompetisi.
"Sehingga kalau yang lalu-lalu BUMN-BUMN terlalu keseringan kita proteksi, sakit, tambahin PMN (Penyertaan Modal Negara), sakit, kita suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali," kata Presiden Jokowi dalam tayangan di kanal Youtube Sekretariat Presiden yang diunggah pada Sabtu (16/10/2021).
Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (14/10/2021).
"Berkompetisi tidak berani, bersaing tidak berani, mengambil risiko tidak berani. Bagaimana profesionalisme kalau itu tidak dijalankan? Jadi tidak ada lagi yang namanya proteksi-proteksi, sudah lupakan Pak Menteri yang namanya proteksi-proteksi," tegas Presiden.